Ketika turun hujan dan udara menjadi dingin, serta perut yang terasa lapar, sudah menjadi kebiasaan banyak orang untuk membuat mie/mi instan. Kuah panas dari mie instan bisa membuat tubuh merasa lebih hangat di tengah kondisi suhu udara yang dingin.
Mi instan kini sudah menjadi makanan favorit bagi banyak orang. Tidak diragukan lagi, mi instan memiliki banyak rasa yang menggugah selera dan cara mengolahnya yang mudah menjadi alasan mengapami instan banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Namun di samping itu, ternyata mi instan mengandung beberapa efek yang tidak baik bagi kesehatan, yaitu;
Kurangnya Kandungan Nutrisi Pada Mi Instan
Mi instan digolongkan sebagai jenis makanan yang mengandung rendah nutrisi. Sebagian besar mi instan cenderung rendah kalori, serat dan protein. Sedangkan jumlah lemak, karbohidrat, dan natrium di dalamnya sangat tinggi. Karena kandungan nutrisinya yang rendah, mi instan diklaim sebagai makanan yang tak sehat.
Mengkonsumsi mi instan yang terlalu sering bisa menyebabkan kekurangan pada nutrisi tertentu. Hasil penelitian menemukan, setidaknya dua kali seminggu mengkonsumsi mi instan bisa meningkatkan resiko sindrom metabolik. Kondisi ini bisa meningkatkan resiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Dampak Mi Instan Bagi Kesehatan
Memiliki banyak cita rasa dan harganya yang relatif murah, mi instan menjadi sajian favorit banyak orang. Namun, kandungan Sodium dan MSG yang tinggi pada mi instan juga disebut-sebut sebagai makanan yang bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Asupan sodium yang terlalu tinggi bisa meningkatkan tekanan darah, sebab sodium bisa menahan cairan di dalam tubuh yang menimbulkan beban tambahan pada jantung sehingga terlalu banyak sodium dapat meningkatkan resiko stroke, gagal jantung, osteoporosis, kanker perut, serta penyakit ginjal.
Serupa dengan sodium, asupan MSG yang berlebihan juga memiliki efek samping. MSG dapat memicu sakit kepala, memperburuk asma, menyebabkan nyeri pada dada atau jantung berdebar-debar.
Karena nutrisinya yang rendah, keseringan mengkonsumsi mi instan bisa mengakibatkan pola makan yang buruk. Mengkonsumsi mi instan yang berlebih juga menyebabkan penurunan asupan protein, niasin, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A dan Vitamin C. Selain itu, penurunan kadar vitamin D yang disebabkan mengkonsumsi mi instan juga memicu obesitas dan berbagai penyakit kronis.
Tips Makan Mi Instan Yang Aman
Meskipun termasuk makanan yang rendah nutrisi dan gizi, bukan berarti mi instan menjadi makanan yang harus dihindari. Terdapat beberapa cara mengkonsumsi mi instan agar menyehatkan dan tetap bisa merasakan kenikmatannya, antara lain yaitu :
- Kurangi Keseringan Mengkonsumsi Mi instanBahaya mengkonsumsi mi instan secara berlebihan selain alasan rendahnya kandungan nutrisi pada mi instan, satu kemasan mi instan mengandung 400 Kkal atau sekitar 20% dari total kebutuhan energi harian. Hal ini bisa mengakibatkan obesitas jika makan mi instan secara berlebihan. Jadi, konsumsi mi instan maksimal 4 kali dalam sebulan atau 1 kali dalam seminggu.
- Batasi Penggunan BumbuKandungan MSG yang ada pada bumbu mi instan dikhawatirkan bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan. Namun, ternyata anggapan ini tidak benar. Pada dasarnya MSG tidak membahayakan, tapi sebaiknya hindari juga konsumsi MSG secara berlebihan dan harus waspada terhadap efek samping akibat makan MSG berlebihanHal ini bisa diakali dengan penggunaan bumbu secukupnya saja. Bisa juga dengan menambahkan bumbu buatan sendiri, seperti dengan menambahkan sedikit rempah dapur.
- Penuhi Nutrisi Dengan Menambahkan Topping Pelengkap.Satu kemasan mi instan tentu saja tidak bisa mencukupi kebutuhan gizi seimbang. Supaya kandungan gizi dan nutrisinya sehat, disarankan menambahkan menu lain agar lebih menyehatkan. Seperti menambahkan telur, daging cincang, ayam, tahu dan beberapa sayuran.
- Hindari Makan Mi instan Campur NasiMeskipun kombinasi Mi instan dengan nasi adalah menu yang mengenyangkan, kebiasaan menjadikan mi instan sebagai pendamping nasi dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh sehingga memicu potensi terhadap resiko penyakit diabetes serta obesitas.
